Selasa, 20 April 2010

JANGAN KATAKAN TIDAK MUNGKIN BAGI YANG INGIN ANDA CAPAI

Mario Teguh Golden Point - JANGAN KATAKAN TIDAK MUNGKIN BAGI YANG INGIN ANDA CAPAI.





Sahabat Indonesia yang super, yang sedang menjadikan dirinya pemungkin bagi keberhasilan-keberhasilannya sendiri.

Hari Selasa ini adalah hari yang sama baiknya dengan semua hari dalam minggu ini, yang masing-masingnya berisi penuh dengan janji-janji baik bagi yang ikhlas menjadikan dirinya keuntungan bagi orang lain.

Jika Tuhan berkenan untuk menyejahterakan dan membahagiakan seseorang, tidak ada apa dan siapa pun yang mampu mencegah-Nya.

Maka marilah kita menjadi pribadi yang lebih patuh, agar Tuhan selalu berkenan untuk menjawab harapan-harapan hati kita.

Mudah-mudahan Anda berada dalam lindungan kasih sayang Tuhan, yang menjadikan Anda pribadi yang belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh di hari yang penuh kemungkinan ini.

Hasil Anda hari ini, adalah penambah kemampuan Anda untuk menghasilkan lebih baik esok hari.

Janganlah meniru mereka yang menghabiskan hasil hari ini dalam kesenangan-kesenangan yang tidak memperkuat diri mereka, dan yang bahkan menjadikan mereka terjebak dalam hutang-hutang yang memenjarakan kebebasan hati.

Semua yang Anda kerjakan dan yang Anda hasilkan, harus menjadi kemampuan Anda berikutnya, untuk menghasilkan lebih baik dan lebih banyak.

Pertumbuhan kemampuan Anda tidak boleh berupa kenaikan pendapatan yang hanya bisa DITUNGGU.

Karena,

Pertumbuhan hasil Anda harus ditentukan oleh jumlah WAKTU dan TENAGA yang Anda keluarkan, dan akan lebih baik lagi – jika ditentukan oleh seberapa BAIK-nya Anda bekerja.

………..

Sahabat saya yang pikirannya jernih,

yang sedang membangun ketegasan tak tertawarkan, untuk memihakkan dirinya kepada yang memperkuat kehidupannya,

Yang kita yakini menentukan apa yang kita kerjakan, dan menentukan kesungguhan kita dalam melakukannya.

Maka, meragukan kemungkinan diri untuk berhasil, adalah perilaku yang melemahkan kesungguhan kerja, dan dengannya mengkerdilkan kemungkinan untuk berhasil.

Anda hanya sebesar yang mungkin bagi Anda.

Maka,

Jangan katakan tidak mungkin bagi yang ingin Anda capai.

Karena,

Pembatasan pertama bagi yang mungkin Anda capai - dimulai dari pendapat Anda sendiri mengenai yang mungkin atau yang tidak bagi Anda.

Segera setelah Anda memutuskan sesuatu itu tidak mungkin Anda capai, Anda akan menggunakan semua kemampuan pikiran dan perasaan Anda untuk membuktikan bahwa itu tidak mungkin.

Dan hebatnya, setelah itu Anda akan memulai proses mengeluh dan mengasihani diri sendiri, yang merasa tidak diperlakukan adil oleh kehidupan ini.

Maka, janganlah Anda menggunakan pikiran dan perasaan Anda sebagai pembatal kemungkinan bagi yang ingin Anda capai.

Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Kita tidak mungkin mempercayai hak kita untuk mencapai hal-hal yang lebih baik dan lebih besar, jika kemampuan kita tidak tumbuh.

Hanya yang menumbuhkan kemampuan, yang mudah merasa percaya diri.

Maka, siapa pun yang meragukan kemungkinan masa depannya, harus mulai berlaku tegas membangun kemampuan untuk bekerja dengan kesungguhan yang baik.

Dan,

Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan yang membantu meningkatkan kualitas hidup orang lain.

Janganlah jengah dengan konsep menjadikan diri kita pelayan bagi kebahagiaan orang lain, karena – Tuhan sangat setia melayani bagi kebahagiaan kita, tetapi Tuhan sama sekali bukan pelayan.

Jika yang Anda inginkan akan menjadikan Anda pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, semua kekuatan di alam ini akan ditugaskan untuk menjamin keberhasilan Anda.

Karena,

Tuhan sangat berkepentingan dengan keberhasilan jiwa yang rindu menjadikan dirinya bermanfaat bagi sesama.

Maka,

Jangan katakan tidak mungkin bagi yang ingin Anda capai.

Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!

Senin, 19 April 2010

MT Golden Point - MARIO KECIL – THE WAY OF THE WARRIOR

Adik-adik dan anak-anak saya yang sangat besar potensi masa depannya,

Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang menjadikan dirinya sebernilai yang dirasakannya,

Mudah-mudahan sapa saya di hari Sabtu yang damai ini menemui Anda dalam kejernihan pikiran dan kebeningan hati, dalam suasana akhir pekan yang indah bersama keluarga dan kerabat terkasih.

Seseorang tidak mungkin menjadikan dirinya tampil LEBIH baik daripada penghargaannya terhadap dirinya sendiri.

Maka, batas penghormatan kepada diri sendiri, adalah batas keindahan penampilan seseorang.

Sehingga,

Anda yang menghormati diri sendiri, akan berhati-hati dalam memilihkan sikap dan perilaku pribadi – yang menjadi penentu penghormatan orang lain kepada Anda.

Dengan kalimat-kalimat pembuka di atas, ijinkan saya untuk meneruskan Golden Point dalam Seri Mario Kecil ini – bagi penikmatan di ruang keluarga MTSC yang mudah-mudahan diijinkan Tuhan untuk mencapai 1,000,000 Super Fans hari ini.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Point
MARIO KECIL
THE WAY OF THE WARRIOR

………..

Sebagai anak kecil yang hidupnya pindah dari satu asrama tentara ke asrama yang lain, saya sering disedihkan karena harus berpisah dari teman-teman kecil sepermainan di satu kota, untuk memulai pertemanan di lingkungan asrama yang baru, dengan kesadaran bahwa kami akan juga berpisah – dalam satu atau dua tahun.

Mungkin itu yang mendidik saya untuk sangat sepenuhnya menenggelamkan diri dalam keindahan pertemanan – saat saya berada dalam suatu lingkungan.

Dan yang saya amati,

Anak-anak dari para perwira tinggi, tampil dengan suatu perbedaan yang sulit saya definisikan – jika dibandingkan dengan anak-anak para prajurit dan bintara.

Dan bertahun-tahun saya mengamati perilaku anak-anak yang ‘lebih berkelas’ itu, dan … inilah pelajaran yang saya dapatkan, yang kemudian menjadi salah satu disiplin saya dalam membangun Brand Pribadi MT yang sekarang menjadi nama saya, Mario Teguh.

Pengharusan.

Bencilah untuk diharuskan berlaku teratur, tetapi jangan tolak nilai yang tinggi dari kekuatan dalam keteraturan.

Siapa pun yang menginginkan kekuatan, harus membangun keteraturan.

Kemudian ternyata, bahwa …

LARANGAN ADALAH YANG MENJADIKAN.

Yang dilarang berlaku murahan, dan kemudian menurut – akan menjadi pribadi yang mahal.

Yang dilarang berlaku rendahkan, dan kemudian patuh – akan menjadi pribadi yang berderajat tinggi.

Dan yang dilarang berlaku yang menyedihkan Tuhan, dan kemudian taat – akan dimuliakan dalam kehidupan yang sejahtera dan berbahagia.

Flash back …

Sebagai anak kecil, saya tumbuh tidak menyukai larangan-larangan dari Bapak dan Ibu, terutama yang dari Bapak. Karena, Ibu saya - Sitti Marwiyah adalah pribadi mungil dan cantik yang sangat penyayang, dan mengijinkan hampir apa pun yang saya minta darinya.

Pak Gozali Teguh yang hari ini sedang dijamu Tuhan di Taman Makam Pahlawan di Malang, waktu itu adalah seorang bintara lulusan dari banyak medan tempur sejak pemerdekaan bangsa.

Dia sangat keras kepala, pemberani, pekerja keras, dan sangat jujur. Dia mengurangi kenyamanan pribadi bagi diri dan istrinya, agar anak-anak mereka makan makanan bergizi, belajar dan beristirahat dengan teratur, dan hidup dengan bersih dan sehat.

Banyak sekali keharusan dan larangan yang ditetapkan oleh Bapak kepada saya dan adik-adik saya. Saya dilarang keras berbicara kasar dan kotor, dilarang memaki, dan dilarang mencaci orang lain – betapa pun marahnya saya.

Karena, jika saya mencaci – sebetulnya saya memberikan hak kepada orang lain untuk mencaci saya.

Salah atau benar, tidak baik bagi kita untuk saling mencaci.

The Way Of The Warrior

Saya dilarang bertengkar, dilarang berkelahi;
tetapi jika untuk membela harga diri dan memang harus berkelahi – saya diharuskan untuk menang.

Tetapi, jika terpaksa kalah, saya diharuskan untuk membekaskan hukuman yang keras kepada yang mengalahkan saya – agar dia tidak berani merendahkan saya lagi.

Dengan semua ketidak-setujuan dan penolakan terhadap keharusan-keharusan dari orang tua itu, saya tumbuh sebagai anak manis yang penurut dan menghormati guru, tetapi yang tekun juga belajar bela diri dan keterampilan menggunakan senjata.

Pak Teguh pernah berkata kepada anaknya itu,

“Kamu mungkin suatu ketika akan menjadi pujangga, tetapi orang lain juga harus menghormati mu karena kemampuan mu untuk bertempur.”

Sehingga, bahkan mereka yang yakin bisa mengalahkanmu, tidak akan mencoba – karena mereka juga yakin bahwa kamu akan menjadikan mereka pemenang yang terluka hebat.

Fast Forward …

Si Mario Kecil kemudian tumbuh menjadi perwira muda dalam industri perbankan;
sebagai pemuda yang berpendidikan baik, berpikir strategis, meramahkan dan menyantunkan diri dalam pergaulan dengan orang lain, berpendapat dengan pasti, tidak takut membuat kesalahan, mengambil tanggung-jawab atas kesalahan – bahkan yang bukan salahnya, dan tidak pernah ingin berlama-lama dalam sebuah pangkat atau jabatan.

Helping Others To Win.

Konflik dalam pekerjaan?

Ya, akan selalu ada perselisihan pendapat dan perbedaan kepentingan dalam pekerjaan dan karir kita. Tetapi, jika kita berhubungan dengan orang lain dengan niat untuk menjadikan pekerjaan kita sebagai keuntungan bagi orang lain, akan lebih mudah bagi mereka untuk ‘mengijinkan’ kita berhasil – agar mereka juga diuntungkan.

Tetapi, akan selalu ada orang yang memang tujuannya adalah merendahkan orang lain, karena bagi sebagian orang yang tidak baik hatinya, ...

Satu-satunya cara untuk merasa besar, adalah membuat orang lain merasa kecil.

Tetapi, Mario Muda adalah juga pecinta Michael Jackson, dan sedikit ada miripnya dengan Mbah Surip, …
dan inilah sikap yang tersirat dalam suara dan tegak badannya, bahwa ...

I am a lover, not a fighter.
But if you have to fight me, be ready to get really hurt.
So, … love me instead.
And I will love you full.

Aku seorang yang pengasih, bukan petarung.
Tetapi jika engkau harus bertarung denganku, bersiaplah untuk betul-betul terluka.
Jadi, … pilihlah untuk menyayangiku.
Dan aku akan mengasihimu sepenuhnya.

Peperangan yang terbaik, adalah peperangan yang tidak pernah terjadi, tetapi yang kemudian meningkatkan penghormatan kepada satu sama lain.

Mario Muda tidak merasa terancam jika orang lain diuntungkannya, dan dia juga tidak merasa keberatan jika orang lain ‘memanfaatkannya.’ Dia justru menampilkan kualitas-kualitas yang bisa menguntungkan orang lain, agar orang lain-lah yang memikirkan cara-cara untuk menggunakan dirinya – bagi keuntungan mereka.

Mario Muda yakin sekali, bahwa …

Orang lain tidak mungkin mengambil keuntungan dari kita, tanpa kita juga diuntungkan.

Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, lalu mengapakan kita tersinggung jika kita dimanfaatkan?

Tujuan dari semua penghebatan diri adalah agar kita bermanfaat bagi orang lain.

Dan kemudian mudah untuk kita simpulkan, bahwa dia yang semakin bermanfaat bagi sesama, akan menjadi semakin dibaikkan kehidupannya.

Entah siapa yang meneguhkan sikap itu di hati Mario Muda saat itu, tetapi dia sudah meyakini bahwa …

Tidak ada kehidupan yang lebih indah untuk dihidupi, daripada kehidupan untuk kebahagiaan sesama.

………..


Sahabat-sahabat saya yang muda dan yang belia,

Sebetulnya, kita semua sedang menunggu ditemukan.

Pak Mario berdoa agar kalian tumbuh menjadi pribadi-pribadi hebat yang ditemukan oleh orang-orang besar yang akan meminta kalian memangku peran yang besar bagi kebaikan sesama.

Kalianlah pemilik yang sesungguhnya dari masa depan bangsa. Tumbuhlah dan jadilah pribadi-pribadi yang mengisi kehidupan ini dengan kebaikan.

Sayangi dan hormatilah Ibu dan Ayah kalian. Mereka banyak melarang kalian, karena larangan-larangan itulah yang menjadikan kalian.

Jika kalian tidak menyukai larangan dari orang tua dan guru, itu wajar – karena kalian belum mengerti guna dari larangan itu bagi kalian, dan mungkin orang tua dan guru kalian belum menemukan cara melarang yang lebih ramah.

Tetapi, janganlah kalian nanti menjadi orang dewasa yang seperti teman-teman Pak Mario yang dulu juga menolak nasehat baik, yang sekarang telah menjadi kakek dan nenek yang berharap dapat menjadi muda lagi dan mengikhlaskan diri kepada larangan yang membaikkan.

Semua orang yang menolak kebaikan saat muda, akan menjadi orang tua yang banyak ‘seandainya.’

Seandainya dulu aku lebih menyayangi orang-tua-ku, ... seandainya dulu aku menghormati guruku, ... dan seandainya aku dulu lebih patuh kepada Tuhan. Duh … seandainya …

………..

Sahabat saya yang lebih tegas dan tegar sikapnya dalam menatapkan wajah ke masa depan,

Mudah-mudahan Tuhan memperjelas pengertian Anda bagi tugas-tugas besar yang telah dirancang-Nya untuk Anda, dan mentenagai Anda dengan ‘super power’ yang Anda butuhkan untuk berperan dengan efektif bagi kebaikan hidup sesama.

Sesungguhnya, semua bibit dari super power Anda berada dalam pilihan pikiran, perasaan, dan tindakan keseharian Anda, yang akan tumbuh bersama kesungguhan Anda untuk berkembang menjadi pribadi yang mampu diberikan beban yang lebih besar.

Be good and stay super!

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya? Dan kita akan banyak bercerita tentang hal-hal yang menarik dan lucu mengenai perjalanan naik menuju karir kebintangan yang kita rindukan.

Saya mohon Anda menyampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda tercinta.

Loving you all as always,

Sabtu, 17 April 2010

hujan...jawah...rain...

Hujan, entah sudah berapa kali ia hadir dalam hidup kita. Berjuta, ataupun bermilyar kali mungkin, ia menemani hari-hari kita. Hadirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita unik berbagai episode kehidupan. kadang kala ia mengiringi kebahagiaan perjalanan kita dan terkadang ia menjadi sosok penambah perih di hati.

Kita tentu menyukainya. Terlepas dari berbagai peran yang ia jalani. Karena ia menjadi simbol, bahwa masih ada rahmat bagi dunia ini. Bahwa masih ada kasih sayang dari Rabb yang menguasai semesta alam. Hingga kita pun merasakan, telah banyak yang dilupakan manusia. Akan rasa syukur bahwa masih ada setitik kenikmatan dengan turunnya ia.

Ia hadir begitu sering akhir-akhir ini. Dan semua kita mungkin berpikir ada waktu-waktu favorit untuk menunggunya datang. Bagi saya waktu favorit untuk menunggunya datang adalah di sore hari. Sembari menunggu senja serta melepaskan lelah setelah seharian menjalani aktivitas. Kehadirannya membawa kenikmatan tersendiri.

Sahabatku, dibalik semua keindahan tentang hujan ternyata ada beberapa fakta unik tentang hujan yang mungkin belum kita ketahui. Yuuuk kita jabarkan keunikan tersebut :
1. Rata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.
2. Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepat-an yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan (bayangkan jika hujan terjadi seperti gelembung air yang besar yang turun dari langit), bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan
3. Ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter.
4. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 15 cm.
5. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter.
6. Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi.
7. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan “takaran”.
8. Butiran air hujan berubah bentuk ratusan kali tiap detik.
9. Kalau butiran air hujan itu dibekukan akan membentuk keping kristal yg indah, tidak seperti air biasa yang di bekukan di freezer/kul_kas
10. Setelah hujan turun, tanah, ilalang, rerumputan akan mengeluarkan bau wangi yg khas, senyawa ini dinamakan 'petrichor'.
11. Dan fakta paling misterius dan mengejutkan ilmuan. Hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Dan pada titik ini, para ilmuan meyakini bahwa manusia biasanya mendapatkan inspirasi.

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

anak hebat

Kemandirian bukanlah keterampilan yg muncul tiba-tiba tetapi perlu diajarkan pd anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemampuan bantu diri inilah yg dimaksud dgn mandiri. Kemandirian fisik adalah kemampuan utk mengurus dirinya sendiri. Sedang kemandirian psikologis adalah kemampuan utk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri.

Ketidakmandirian fisik bisa berakibat pada ketidakmandirian psikologis. Anak yg selalu dibantu akan selalu tergantung pd orang lain krn merasa tdk memiliki kemampuan utk mengurus dirinya sendiri. Akibatnya, ketika ia menghadapi masalah, ia akan mengharapkan bantuan orang lain utk mengambil keputusan bagi dirinya dan memecahkan masalahnya.

Menurut Dra. Mayke Sugianto Tedjasaputra, M.Si., dosen Psikologi Perkembangan Universitas Indonesia Jakarta, ada beberapa faktor yg mempengaruhi kemandirian anak :

1. FAKTOR BAWAAN. Ada anak yang berpembawaan mandiri, ada yang memang suka dan menikmati jika dibantu orang lain

2. POLA ASUH. Bisa saja anak berpembawaan mandiri menjadi tidak mandiri krn sikap orang tua yg selalu membantu dan melayani.

3. KONDISI FISIK ANAK. Anak yg kurang cerdas atau memiliki penyakit bawaan, bisa saja diperlakukan lebih “istimewa” ketimbang saudara-saudaranya sehingga malah menjadikan anak tidak mandiri.

4. URUTAN KELAHIRAN. Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi orang tua belum cukup berpengalaman. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari kakaknya.

Untuk mengajarkan anak menjadi mandiri, sangat penting bagi orang tua untuk tidak memberikan bantuan dan perlindungan yang berlebihan kepada anak. Menurut Dra. Tjut Rifameutia Ali-Napis, M.A, dosen Psikologi Pendidikan dari Universitas Indonesia, bantuan berlebihan bisa mensugesti anak bahwa ia tidak mampu melakukan sesuatu sendiri.

Ada dua alasan yang menyebabkan orang tua cenderung memberikan bantuan dan perlindungan berlebihan. Yang pertama karena khawatir. Padahal, orang tua yang terlalu khawatir akan membatasi anak untuk mencoba kemampuannya.

Bila perlindungan berlebihan berlanjut terus sejalan dengan bertambahnya usia anak, maka anak akan selalu mengharapkan bantuan orang lain setiap kali ia menghadapi masalah.

Alasan kedua, karena orang tua tidak sabar. Ketimbang menunggu anak berusaha memakai sepatunya sendiri, orang tua cenderung lekas membantu agar cepat selesai. Akibatnya, anak tidak memperoleh kesempatan untuk mencoba.

Belajar mandiri memerlukan bantuan dan bimbingan orang tua. Hasilnya akan nampak bila orang tua rajin dan konsisten memberikan stimulus. Kemandirian hanya bisa dicapai melalui suatu tahapan yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Misalnya, anak usia 6 tahun tidak bisa begitu saja dapat makan sendiri bila tidak pernah diberi kesempatan memegang sendok sejak usia 18 bulan.

Oleh karena itu, latihan kemandirian mesti dimulai sejak dini sesuai dengan usianya. Orang tua tidak dapat hanya mengandalkan sekolah untuk menempa anak menjadi mandiri, karena anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang di sekolah.

Untuk dapat mengukur kemandirian anak, maka diperlukan pengetahuan mengenai kemampuan apa saja yang bisa diajarkan padanya. Bila kemampuan-kemampuan itu belum dikuasai pada usia yang seharusnya, maka si anak bisa dikategorikan tidak mandiri. Anak usia SD masih disuapi dan dimandikan, misalnya, bisa disebut sebagai anak yang tidak mandiri.

Kamis, 15 April 2010

Keripik Singkong CHIP's

Sumber: Tabloid Nova

Bahan:
500 gr keripik singkong mentah
minyak untuk menggoreng
5 sdm minyak untuk menumis
3 sdm gula pasir
1 sdt cuka masak

Haluskan:
100 gr cabai merah, buang bijinya
5 siung bawang putih
1 sdt garam

Cara membuat:
1. Goreng keripik singkong dalam minyak panas dan banyak hingga matang dan kecokelatan. Angkat, tiriskan.
2. Panaskan 3 sdm minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan agak kering. Tambahkan gula pasir dan cuka, aduk hingga gula larut dan agak kental
3. Masukkan singkong goreng, aduk hingga tercampur rata.
4. Dinginkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.

Untuk 500 gr


Keripik Balado

Bahan :
1 kg singkong, iris-iris tipis bulat
3 sdm minyak goreng
1/4 sdt cuka
100 gr gula pasir

Haluskan :
100 gr cabai merah keriting
1/2 sdt garam

Cara membuat:
1. Goreng irisan singkong dalam minyak goreng panas dan banyak sampai matang dan kering, angkat, tiriskan.
2. Panaskan 4 sdm minyak goreng bekas menggoreng singkong. Tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum, masukkan gula pasir, aduk, tambahkan cuka, aduk rata, matikan api.
3. Masukkan singkong goreng, aduk sampai bumbu tercampur rata. Dinginkan, simpan dalam stoples.

Kamis, 08 April 2010

I Want to Break Free

Mario teguh - Super Note



Hal-hal terbaik dalam hidup ini - bebas dan bebas biaya.

Bisakah Anda bayangkan berapa biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus membayar semua hal yang memungkinkan kita untuk tetap hidup?

Berapakah harga udara, harga kesehatan, harga kelengkapan indera kita, harga kasih sayang dalam keluarga kita, dan harga dari nama baik orang tua?

Tetapi kita memiliki kecenderungan untuk menelantarkan yang tampaknya mudah didapat.

Hal-hal sangat penting tersebut kita perlakukan seolah-olah mereka tidak bernilai, sampai suatu saat - salah satu dari hal-hal itu direnggut dari kita. Seperti rusaknya nama baik, terlukainya kesehatan, gersangnya kasih sayang dalam keluarga, dan terancamnya keselamatan.

Sebetulnya, setiap orang dibatasi oleh sesuatu.

Batasan itulah yang menjadikan seseorang sebagai pribadi yang bebas , atau yang terpenjara.

Pribadi yang berbakat bagi kebesaran,
memperlakukan batasannya sebagai garis-garis tepi dari lapangan yang memberikannya kebebasan untuk menyanyikan lagu-lagu ketulusan hatinya dan melenggokkan tarian-tarian keikhlasan upayanya.

Pribadi yang berbakat bagi kesedihan,
memperlakukan batasan sebagai dinding yang bergerak menghimpitnya; … bukan karena dinding itu bergerak mempersempit kehidupannya,
tetapi karena dia sibuk meratap dan merekatkan dirinya kepada satu batasan, dan tidak berlari dan menengadah dengan selebar-lebarnya dada – untuk bergabung dengan kita yang telah lama menemukan keindahan,
dalam menjadi pribadi yang sebebas-bebasnya dalam sesempit-sempitnya batasan.

Hm … wouldn’t that be beautiful?

Menjadi pribadi yang sebebas-bebasnya, dalam sesempit-sempitnya batasan.

Tuhan Maha Besar!

Maka marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa tidak ada pribadi yang terbebas dari batasan. Dan karena tidak ada maksud Tuhan selain memuliakan kita, maka bagi jiwa yang ikhlas – batasan adalah pemulia.

Batasan adalah pemulia.

Sebetulnya …,

Kita dibatasi oleh sesuatu yang akan memuliakan kita.

Semua batasan kita adalah pagar dan dinding yang mengarahkan hati, pikiran, dan tindakan kita menuju keadaan-keadaan di mana kita menjadi lebih kuat daripada batasan-batasan itu sendiri.

Maka, jiwa yang ikhlas menerima batasannya sebagai pemulia-nya, akan mensyukuri kebebasan yang ada dalam keterbatasannya, dan hidup dan bekerja membangun kebahagiaan di dalamnya.

Sehingga yang kita sebut sebagai kebebasan adalah sebetulnya kualitas hidup yang baik - yang berada dalam batasan-batasan yang membuat kita masih disebut sebagai pribadi yang baik.

Bagi jiwa yang ikhlas, mudah baginya untuk mengerti bahwa …

Kebebasan yang sebetulnya - berada dalam kebaikan.

Hanya orang-orang yang hidup dalam kebaikan yang bisa disebut bebas.

Siapa pun yang beroperasi di luar kebaikan, akan harus menjelaskan dan membayar denda bagi perusakan yang dilakukannya – terutama yang terhadap dirinya sendiri.

Mereka yang melampaui batas kebaikan - akan masuk ke wilayah yang tidak menenangkan, yang membuatnya sulit menghormati dirinya sendiri, dan yang menjadikannya pencuriga yang mengharuskannya berjaga-jaga bahkan terhadap orang yang paling dipercayainya.

Bukankah sering terjadi - seorang penjahat meminta bantuan seseorang yang luhur budinya untuk menjadi penengah dalam perselisihan antara sesama orang jahat?

Semua batasan ditetapkan untuk membaikkan kehidupan.

Sehingga sebetulnya,

Batasan adalah kebaikan.

Dan tidak ada orang yang bisa melanggar batas, tanpa melanggar kebaikan.

Itu sebabnya, Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas.

………..

Sahabat saya yang baginya telah disiapkan kehidupan yang damai dan sejahtera,

Kebebasan adalah landasan bagi kebahagiaan.

Tidak ada orang yang bisa berbahagia jika ia tidak bebas untuk menjadi orang baik.

Tidak sedikit dari saudara kita yang menyerahkan hak fitrah-nya sebagai manusia yang bebas - untuk ditukarkan dengan gengsi palsu, dengan kesenangan sementara, dan dengan keamanan sesaat.

Mungkin karena keterdesakannya, dia membatasi kebaikan yang mungkin dilakukannya, dengan mengutamakan keburukan yang terlihat paling mudah dan yang sudah dipilih banyak orang.

Janganlah kita mengira bahwa keburukan telah menjadi kebaikan, hanya karena telah banyak orang besar melakukannya.

Hanya seseorang yang pada dasarnya bukan orang baik, yang bisa bertenang-hati dalam merusak kebaikan asli pribadinya.

Besarnya ketenangan dalam melakukan keburukan, adalah tanda besarnya siksaan hati yang sedang ditangguhkan baginya.

Dan semua yang ditangguhkan, akan disampaikan.

Maka marilah kita selalu mengingat bahwa apa pun yang selain kebaikan, adalah penjara; mungkin kumuh dan dingin, atau mewah dan hangat - tetapi semua hal yang berada di luar kebaikan adalah penjara.

Marilah kita melihat ke sekeliling kita, dan bertanya …

Dapatkah seorang penguasa yang membangun kekuasaan dan kekayaan dengan cara-cara yang tidak jujur - berbicara tentang kejujuran, tanpa hatinya sendiri mencemoohkan dirinya sendiri?

Janganlah kemapanan orang lain dalam berlaku buruk, mengganggu kedamaian hati kita untuk tetap setia menjadi pribadi yang baik.

Marilah kita perluas pengertian kepada mereka yang berada dalam jangkauan persahabatan kita, bahwa

Meratap meminta ampunan agar dikeluarkan dari kesulitan - tidak se-mulia tindakan yang mencegah terulangnya sebuah kesulitan.

Orang-orang lemah sering membuat kita kagum dengan kemampuannya untuk berpanjang-larut dalam ratapan-ratapan permohonan ampun, seolah-olah Tuhan Yang Maha Mengetahui itu tidak akan cukup mengerti jika dia tidak mengulangi ungkapan penderitaannya sebanyak mungkin.

Nasehatkanlah kepada adik-adik yang muda dan anak-anak kita yang kita kasihi,
bahwa …

Tuhan Yang Keberadaan-Nya Tak Berbanding itu mengetahui yang menyesakkan hati-mu, bahkan jauh sebelum rasa sakit di hatimu itu mulai menyayat.

Maka muliakanlah Tuhan dengan mencukupkan laporan penderitaan-mu, lalu gunakanlah sebagian kejelasan pikiran-mu untuk mengerti apa yang menghantarkan-mu ke dalam kesulitan itu.

Ingatlah bahwa

Orang lain tidak pernah sepenuhnya salah, dan engkau tidak akan pernah sepenuhnya benar.

Sesungguhnya dalam keikhlasan seperti itu tersinari pengertian mengenai cara-cara perbaikan hidup-mu.

Lalu, bersegeralah terlibat dalam kesibukan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain, karena
dalam tindakan yang berguna bagi orang lain itu-lah terdapat obat bagi semua penyakit.

Ulangilah,

Dalam tindakan yang berguna bagi sesama, terdapat obat bagi semua penyakit.

Seperti dirimu, setiap pribadi yang hidup bebas dalam kebaikan - sudah dengan sendirinya meneladankan kebaikan, dan dengannya dia terbebaskan untuk menyampaikan kebaikan.

Kemudian,

Perbedaan baik yang dihasilkan karena kebaikan yang kau sampaikan itulah, yang menjadikan mu seorang pemimpin.

Engkau disebut pemimpin jika engkau menyebabkan perbedaan yang mendamaikan dan menyejahterakan sesama.

Teladankanlah kebaikan.

Karena, telah banyak pribadi mulus dan licin yang menjanjikan kedamaian dan kesejahteraan agar kita dudukkan mereka sebagai pemimpin,
… dan yang kemudian meninggalkan kita untuk mengurus kedamaian kita sendiri.

Maka marilah kita lebih bijak dalam memilihkan pemimpin bagi kedamaian dan kesejahteraan kita bersama.

Marilah kita menjadikan diri kita masing-masing sebagai pemimpin pertama bagi kehidupan kita.

………..

Adik-adik saya yang kemudaannya menjanjikan kebesaran dari perannya bagi kebaikan hidup sesama,

Hidangkanlah keindahan hidup dalam sebersih-bersihnya cawan.

Jika cawan yang tersedia - tidak tercuci dengan baik, jadikanlah dua telapak tangan Anda sebagai mangkuk untuk menyajikan nektar manis sari-sari kemuliaan langit kepada saudara-saudara kita yang letih dan haus.

Selalu temukanlah cara untuk mengacung-kibarkan bendera kecil yang Anda bawa, agar mereka yang membutuhkan kejelasan arah - dapat menemukan arah, karena mereka menemukan Anda.

Marilah kita teladankan keyakinan diri, bahwa

Satu-satunya jalan kepemimpinan adalah kebebasan melayani sesama dalam kebaikan.

………..

Sahabat saya yang sama berhaknya dengan siapa pun bagi kesejahteraan dan kebahagiaan,

Saya berharapan baik bahwa catatan sederhana di atas dapat mendampingi kesungguhan Anda untuk menjadikan diri Anda pemulia kehidupan diri dan keluarga Anda terkasih.

Mudah-mudahan Tuhan tidak berlama-lama lagi menangguhkan hadiah-hadiah besar yang sudah pantas bagi kejernihan pikiran Anda, bagi kebeningan hati Anda, dan bagi keindahan perilaku Anda.

Keluarga kita berhak bagi kebanggaan dan kesyukuran karena diberkati dengan anak, saudara, Ibu, dan Ayah seperti kita.

Mudah-mudahan Tuhan menurunkan kekuatan dari sisi-Nya yang mulia, yang menolong kita dalam memajukan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri dan keluarga kita tercinta.

Marilah kita bersama membisikkan …

Tuhan ku yang sangat aku sayangi,

Jadikanlah aku kekasih Mu.

Kekasih Mu yang letih ini, membutuhkan penguatan Mu
Kekasih Mu yang terluka ini, membutuhkan perawatan Mu
Kekasih Mu yang terbatasi ini, membutuhkan pembebasan Mu
Kekasih Mu yang kebingungan ini, membutuhkan petunjuk Mu
dan …
Kekasih Mu yang bersedih ini, membutuhkan penggembiraan Mu

Kekasih Mu ini, membutuhkan Mu

Engkau Tuhan ku,
tak ada yang tak kumiliki jika aku memiliki Mu.

Tuhan ku, aku kekasih Mu

Maka kasihilah aku.

Amien …

………..


Sahabat saya yang mulia,

Sampai kita berjumpa nanti ya? Agar kita bisa bertukar pujian dan kesyukuran karena telah diijinkan oleh Tuhan untuk bersaudara dan bersahabat dalam kebaikan.

Selasa, 06 April 2010

Setiap Jiwa adalah Jiwa yang Bernasib Baik

Adik-adik dan anak-anakku yang terkasih, berikut adalah sebuah Super Note yang saya susunkan khusus untuk Anda.

MARIO TEGUH SUPER NOTE -
SETIAP JIWA ADALAH JIWA YANG BERNASIB BAIK.

………..

Sahabat Indonesia yang super,
yang besar harapannya untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.

Mudah-mudahan sapa saya dalam Super Note yang sederhana ini mendapati Anda dalam kesehatan dan kedamaian. Dan semoga keindahan kebersamaan Anda dan keluarga selalu berada dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Penyayang.

Nasib.

Demikian banyak bahasan mengenai nasib, banyak pujian karena nasib, tetapi lebih banyak lagi keluhan yang menyalahkan nasib.

………..

Sahabat saya yang sedang bekerja membuktikan bahwa nasibnya baik,

dan adik-adik dan anak-anakku yang sedang menjadikan dirinya bernasib baik,

Pak Mario mulai ya?

Terimalah ini tanpa keraguan, bahwa

Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik.

Seseorang disebut bernasib baik, BUKAN karena dia sudah terlahir cerdas, atau mudah mendapatkan uang, atau terlahirkan di keluarga yang kaya raya, atau yang semuanya sudah tersedia dengan mudah. Bukan itu.

Atau, seorang pemuda tidak bisa disebut bernasib baik, hanya karena dia menikah dengan seorang gadis cantik yang cinta mati kepadanya, anak satu-satunya dari seorang saudagar kaya raya, yang sudah sangat tua. Nasib baik bukanlah ‘hanya’ itu.

Kita disebut bernasib baik karena kita diberikan kewenangan penuh untuk memperbaiki kualitas hidup kita sendiri.

Coba bayangkan, apakah ada nasib yang lebih buruk bagi seseorang, jika apa pun yang dilakukannya TIDAK akan bisa memperbaiki kehidupannya?

Tuhan Maha Penyayang, dan kita diberikan kesempatan untuk memperbaiki keadaan kita melalui upaya.

Masih ingat formula kita untuk Upaya? Saya ulangi ya?

Upaya = Doa + Tindakan.

Maka berdoalah, dan pastikanlah Anda bekerja keras untuk memantaskan diri mendapatkan yang Anda minta dari Tuhan.

Maka bekerja keraslah, dan pastikan Anda berdoa sebelum bekerja, selama bekerja, sesudah selesai bekerja.

Adik-adik dan anak-anakku yang super,

Dulu, waktu Pak Mario mendapat bea siswa dan bersekolah di sebuah SMA di Chicago, saya agak terheran-heran saat seorang guru memuji saya sebagai ‘a hard working student’, karena dua hal;

yang pertama,
saya belajar dengan lebih sungguh-sungguh, karena saya termasuk siswa yang tidak terlalu mudah mengerti pelajaran, dan karena saya termasuk yang kecerdasannya biasa dan sedang menyesuaikan diri dengan bahasa Inggris dan budaya Amerika,

dan yang kedua,
dalam pengertian saya waktu itu, belajar bukanlah bekerja.

Tetapi, dengan berjalannya waktu, menjadi semakin jelas bagi saya bahwa

Apa pun yang kita lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih mampu, adalah pekerjaan.

Dan,

Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat.

Sedangkan,

Malas adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan.

………..

Contohnya ya?

Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat.

Seperti,

Mendahulukan bergaul dengan rekan-rekan yang baik, yang jujur, yang rajin, yang patuh kepada orang tua dan guru, dan yang memajukan kegembiraan daripada membesarkan pertengkaran.

Jika Anda menyebut contoh di atas itu ‘pekerjaan mudah’, cobalah periksa besarnya godaan yang mengajak kita untuk menjauhi yang baik itu semua, godaan untuk mendahulukan kemalasan, untuk membolos, untuk ngeluyur dan ngerumpi tanpa guna, atau untuk bertengkar dan berkelahi melawan jiwa-jiwa pelajar lain yang sebetulnya juga sangat membutuhkan kebaikan hidup.

Dan sebaliknya,

Malas adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan.

Mohon adik-adik dan anak-anakku yang terkasih, cermati contoh-contoh berikut ini,
apakah ini semua mudah atau sebetulnya ‘bekerja keras’?

Karena malas untuk masuk kelas dan belajar, rekan-rekan saya melemparkan tas mereka melampaui tembok belakang sekolah, bergotong-royong memanjat, melompat, dan melarikan diri ke arah tempat keramaian.

Sebagian berlari dengan mematikan rasa malu karena diperhatikan banyak orang, sebagian lagi lari dengan kekhawatiran besar akan ada yang melihat dan melaporkannya ke orang tua, dan beberapa orang tidak bisa berlari karena harus mencari dengan panik tas mereka yang diambil orang saat mereka lemparkan melampaui tembok.

Kemudian, di tempat-tempat yang bukan sekolah – mereka harus membunuh waktu menunggu waktu pulang, bercanda dan tertawa melalui hati yang tahu bahwa yang mereka lalukan itu salah, lalu pulang dengan hati yang hampa dan wajah yang dijaga seperti sudah berlaku sebagai anak yang baik.

Apakah itu semua bukan ‘bekerja keras’?

Hm … seandainya mereka menggunakan kemampuan untuk bekerja keras itu, sebagai kekuatan untuk mendahulukan yang memperkuat mereka.

Tetapi, tunggu dulu …

Ada suara kecil di sana yang berseru,

Pak Mario, saya tidak bekerja keras khoq!?
Saya bisa tidur seharian tanpa merasa berdosa.
Saya juga tidak berkeringat saat bangun, malah masih sangat lemas, dan merindukan tidur lagi.

Untuk suara itu, ini penjelasannya:

Dibutuhkan seseorang yang keras kemauannya untuk mengorbankan masa depannya, dan menukarkan kesejahteraan masa depannya dengan kenikmatan tidur yang berlebihan hari ini.

Dibutuhkan seseorang yang sangat hebat rasa percaya-diri-nya untuk menjadikan dirinya orang kecil yang minta-minta dikasihani di masa depan, dengan membunuh masa remajanya dengan melakukan hal-hal yang merusak kesehatannya, merusak nama baik diri dan keluarganya, dan menjadikan banyak orang mencatat namanya sebagai nama yang harus dihindari.

Dibutuhkan kekuatan luar biasa untuk memilih menjadi orang tidak baik.

Adik-adik dan anak-anakku yang menjadi tujuan dari semua doa orang tua kalian,

Coba bayangkan ini:

Apakah mudah bagi Pak Mario untuk berbicara kasar dan sombong kepada kalian yang sangat disayangi oleh orang tua kalian - yang adalah saudara dan sahabat yang sangat saya hormati?

Apakah mungkin Pak Mario melakukan hal-hal yang melanggar moral agar kalian kehilangan hormat kepada orang yang lebih tua?

Apakah mungkin bagi Pak Mario untuk berlaku tidak jujur dalam melayani adik-adik dan anak-anakku yang dikasihi Tuhan?

Dengarkan ini ya?

Mudah bagi jiwa yang baik, untuk berlaku baik.

Dan,

Sulit sekali bagi jiwa yang baik, untuk berlaku yang tidak baik.

Sebaliknya,

Mudah bagi jiwa yang bingung, untuk berlaku tidak baik.

Dan,

Sulit sekali bagi jiwa yang belum ikhlas, untuk berlaku baik.

………..

Adik-adik dan anak-anakku yang sangat besar potensi masa depannya.

Siapa pun yang ingin memperbarui nasibnya, harus memperbarui dirinya.

Maka, janganlah mengeluhkan keadaan Anda sekarang, tetapi berlaku seperti Anda ingin hidup selamanya seperti itu.

Jika Anda tidak berbahagia dengan keadaan Anda sekarang, janganlah tersinggung jika orang lain menasehatkan agar Anda mengurangi atau meninggalkan kelakuan yang menjadikan Anda penikmat keadaan yang Anda keluhkan itu.

Janganlah mengeluhkan suatu keadaan, tetapi bersikap seperti mempertahankannya.

Dan jangan ragukan yang ini,

Dia yang mengeluhkan kehidupannya, tetapi tidak bersedia memperbarui dirinya, akan menua lebih cepat dalam kualitas kehidupan yang sama.

Saya sangat menghormati seseorang yang keras kepala, asal kekerasan-kepalanya itu adalah untuk bersungguh-sungguh dalam sikap dan perilaku yang membaikkannya.

Maka,

Keras kepala-lah untuk kebaikan.

Dan saya sangat khawatir melihat anak muda yang sangat penurut kepada teman-temannya yang tidak menghormati orang tua dan mengabaikan pendidikan.

Maka,

Janganlah menjadi penurut kepada yang tidak membaikkan.

………..

Adik-adik dan anak-anakku yang dalam sepuluh tahun ini akan menjadi pribadi-pribadi yang dihargai dan dihormati oleh lingkungannya,

Pak Mario dulu adalah seorang siswa sekolah yang sering mempertanyakan keadilan kehidupan, karena si Mario kecil itu hidupnya sederhana, dan bahkan tidak jarang kekurangan.

Pak Mario sering bersedih, karena membandingkan kekurangannya dengan kelebihan orang lain. Pak Mario lupa memperhatikan bahwa Ibu dan Bapak adalah orang tua yang sangat pengasih dan mengurangi kesenangan mereka agar anak-anak mereka bergembira.

Janganlah menyiksa diri sendiri seperti Pak Mario dulu ya?
Jika kalian gunakan hati baik kalian, akan jelas terlihat bahwa kalian memiliki lebih banyak hal yang membahagiakan – daripada yang menyedihkan.

Tetapi,

Hati yang penyedih akan selalu menemukan alasan untuk bersedih.

Jangan begitu ya?

Bersemangatlah mengenai masa depan kalian.

Karena, semua keadaan yang sedang membatasi kita ini – adalah keadaan sementara.

Tidak ada keadaan yang permanen.

Semuanya berubah.

Jika kita tidak sedang menuju yang baik, kita harus mempertahankan yang baik.

Atau,

Jika kita tidak sedang menuju yang baik, kita pasti sedang menuju yang tidak membahagiakan.

Jika kita sedang tidak mempertahankan yang baik, kita sedang memajukan kelemahan diri.

Ingatlah,

Setiap jiwa bertanggung-jawab atas kebaikan hidupnya sendiri.

Bekerja-keraslah semasa muda untuk menjadi pribadi dewasa yang dihargai tinggi dan dihormati dengan tulus.

Tetap berkhayal-lah, tetapi janganlah menggunakan khayalan Anda untuk melemahkan kerja keras Anda hari ini.

Pantaskanlah Anda bagi penghargaan dan bayaran-bayaran yang tinggi.

Semakin Anda pantas ber-rezeki baik, semakin Anda kurang mengkhayalkan keberuntungan.

Dan yang ini penting ya?, bahwa …

Keberuntungan bukanlah untuk ditemukan, tetapi untuk dibuka.

Semua sikap baik Anda dalam berhubungan dengan orang lain, dan semua pikiran baik Anda dalam bekerja adalah untuk membuka pintu-pintu rahmat di langit, yang akan dikirimkan kepada Anda dalam amplop dan karung yang bertuliskan nama Anda.

Maka indahkanlah nama yang Anda gunakan dalam hubungan Anda dengan sesama, karena keindahan yang Anda isikan kedalam nama itulah yang diperhatikan Tuhan.

………..

So, adik-adik dan anak-anakku yang sangat saya sayangi,

Yuk kita simpulkan ya?

Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik.

Karena,

Dia bebas melakukan yang akan menjadikan dirinya sekuat yang dapat diupayakannya, menjadi sebesar yang disungguhinya, dan menjadi setinggi yang dimintakan ijinnya dari Tuhan.

Maka mengapakah kita harus berkecil hati dalam kehidupan yang kebesarannya berada dalam kewenangan kita untuk mengupayakan?

So …, be cool.
Stay with me, walk with me.
Be my friend, be at my side.

I am all yours.

………..

My young friends, … make your parents proud!

Sadarilah, Anda pemilik kehidupan ini yang sebenarnya.
Kami yang tua-tua ini sedang bekerja keras untuk memastikan kalian hidup dalam masa depan yang damai, yang kuat, dan yang besar.

Kami adalah Ibu dan Ayah kalian,

Jika kami ada salah-salahnya dalam membantu kalian, ada tidak-sabar-nya dalam mendidik, atau ada kurang bijak-nya dalam meneladankan kebaikan, … kami mohon maaf ya?

Kami mohon kalian mengerti, bahwa menjadi orang tua itu tidak mudah.

Nanti, jika kalian telah memiliki bayi-bayi kalian sendiri, kalian akan mengetahui dalam first-hand experience bahwa menjadi orang tua yang lebih dewasa daripada anak-anaknya, yang mampu, yang meneladankan kegembiraan dalam kehidupan yang tidak mudah ini, dan yang menasehatkan keberanian untuk menghadapi masa depan yang juga belum tentu jelas bagi kami yang tua ini, … bukanlah pekerjaan yang mudah.

Sayangi Ibu dan Ayah ya?

Kami juga sangat letih, tetapi kalian harus menjadi pribadi-pribadi yang damai dan sejahtera dalam masa depan yang belum tentu sempat kami hadiri nanti.

Kami sendiri tidak lepas dari kekhawatiran dan ketakutan-ketakutan kami sebagai orang tua, tetapi Tuhan menitipkan kalian kedalam pemeliharaan kami, yang masih harus banyak belajar menyesuaikan diri dengan tugas mendampingi pertumbuhan kalian sebagai pembesar masa depan.

Sayangi kami ya?

Mohon kalian nikmati keberadaan kalian dengan kami sekarang, karena kalianlah yang akan hidup lebih lama daripada kami, kalianlah yang akan hidup dalam masa depan yang kami impikan bagi kalian bahkan sebelum kelahiran kalian.

Sayangi kami ya?

Kebahagiaan kami adalah melihat kalian tumbuh dengan gembira, terlengkapi dalam pendidikan kalian, dan maju memasuki kehidupan sebagai pribadi dewasa yang baik dan berharapan besar.

Semua itu kami lakukan dengan penuh kasih, karena kalian lahir melalui kami.

Maka …, dapatkah kami meminta kepada hati baik kalian untuk membantu kami merasa bahwa upaya kami untuk mendampingi pertumbuhan kalian, adalah sebuah upaya yang indah?

Sayangi kami ya?

………..

Sahabat saya yang muda dan yang indah kebesaran masa depannya,

Orang tua adalah wakil Tuhan dalam kehidupan kita.

Muliakanlah orang tua Anda, karena …

Tidak ada orang yang memuliakan orang tuanya, yang tidak dimuliakan kehidupannya.

Hadiahkanlah hati terlembut Anda bagi Ibu dan Ayah.

Kemudian lihatlah bagaimana sinar surga berpendar dari wajah-wajah terkasih, yang guratan-guratan ketuaannya sebagian adalah karena kesulitan dalam mendidik kita.

Ibu dan Ayah Anda bukanlah orang biasa, jika tidak - mengapakah mereka dipilih Tuhan untuk menghadirkan Anda dalam kehidupan ini.

Hormati dan sayangilah Ibu dan Ayah, … lalu perhatikan apa yang terjadi.

………..

So, this is Sunday night, …
and tomorrow we shall meet the world again in better lights!

Mudah-mudahan minggu yang baru ini menyambut Anda semua dengan kebaikan, kemudahan, dan kekuatan yang mendekatkan Anda kepada impian-impian hati Anda.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan nanti ya?

Sabtu, 03 April 2010

Bayangan mengenai kegagalan telah menggagalkan banyak orang daripada kegagalan yang sebetulnya.

Tidak ada orang yang tidak takut gagal, tetapi akan ada satu atau dua jiwa di antara kita yang tetap melangkah seperti tidak takut, dan berhasil.

Ada dua jawaban untuk menjawab pertanyaan kenapa kita takut gagal?
- Karena takut gagal ( Jawaban lazim)
- Saya takut gagal karena rencana saya besar (Jawaban super)

Banyak orang takut gagal, bahkan untuk rencana-rencana yang kecil.
Rasa takut gagal kalau kita tahu caranya, kita bahkan men-syukurinya karena kita takut gagal.

Contoh:
Saya karena demikian takut gagal berbicara didepan publik, saya perhatikan cara bicara saya, saya sadar sekali bagaimana saya berdiri, apa yang saya lakukan dengan tangan saya, saya ingat apa yang akan saya katakan, saya juga harus kreatif tentang hal-hal yang dikagetkan audien.

Karena saya takut gagal,saya sangat berhati-hati sekali. Karena dengan berhati-hati kita akan menjadi orang yang berkualitas.

Jadi, gunakan rasa takut gagal anda menjadi pribadi yang sebaik-baiknya dalam sebaik-baiknya cara.

Kalau kita tidak ingin berhasil kita akan takut gagal. Kalau kita terlalu banyak takut gagal, berarti tidak ada keinginan untuk berhasil.

Orang yang ingin berhasil akan lebih mudah berhasil. Orang yang takut gagal akan lebih mudah gagal.

Banyak orang menakut-nakuti dirinya sendiri dengan ucapan jangan gagal.

Apa yang anda masukan kedalam diri anda akan membentuk seperti motif. Kalau anda memasukan takut gagal, akan lebih mudah bagi anda untuk gagal. Kalau kita inginkan keberhasilan, akan lebih mudah bagi kita untuk berhasil.

Kalau kita ingin berhasil, kita harus tahu apa yang menjadikannya untuk berhasil. Berapa banyak orang ingin sukses, tanpa tahu apa yang menjadikannya untuk sukses.

Dalam bisnis itu CEPAT jauh lebih baik daripada TEPAT.
Karena kalau anda CEPAT ada kemungkinan anda BETUL dan ada keungkinan anda SALAH.
Karena punya kebiasaan CEPAT kalaupun dia salah akan cepat BETUL.

Jika kita ingin-ya TEPAT tetapi tidak mau bertindak, yang mau diperbaiki apanya?

Mengapa banyak orang yang latar pendidikannya rendah pengalamannya tidak banyak, tetapi dia lebih berhasil?, karena dia mendahulukan bertindak.

Bertindak = Upaya, dan Tuhan janjikan bahwa upaya ini adalah pengubah nasib.

Jadi dahulukanlah tindakan, karena KECEPATAN itu jauh lebih baik daripada mengkhawatirkan KETEPATAN.

Lebih baik mana membayangkan kegagalan atau mengalami kegagalan?
Waktu anda membayangkan kegagalan apakah sudah ada tindakan?, belum, waktu anda mengalami kegagalan apakah sudah melakukan tindakan?, sudah, dan pasti ada yang bisa diperbaiki.

Pembayangan kegagalan, telah mengagalkan banyak orang daripada kegagalan itu sendiri.

Coba cek orang-orang yang berhasil, pasti dia mengalami kegagalan. Bahkan mereka mengalami demikian banyak kegagalan untuk kemudian berhasil, karena dia mengambil kekuatannya dari semua kegagalan yang dialaminya.

Sebetulnya orang yang disebut gagal adalah belum berhasil untuk sementara ini. Orang yang disebut gagal, baru disebut gagal kalau dia berhenti. Selama seseorang itu meneruskan, dia belum bisa disebut gagal. Kalau suatu kegagalan terus berulang cek caranya dan cobalah lagi.

Tuhan maha penyayang, jadi kalau kita melakukan dan salah jalan, Tuhan GAGALKAN, supaya kita tidak melukai diri sendiri. Sehingga kita bisa jalan ke tempat yang lebih baik. Jadi sebetulnya pada waktu kita sedang digagalkan, kita sedang dimudahkan untuk berhasil.

Untuk semua rasa takut, anda harus mempunyai rasa ingin yang lebih besar daripada rasa takut anda.

Rasa takut gagal itu awalnya tidak baik, tetapi jika anda menggunakan rasa takut itu untuk mentenagai upaya anda untuk berhasil, rasa takut gagal itu menjadi berkat.

Tanda bahwa kegagalan itu akan merubah kita menajdi yang lebih hebat, apabila setelah mereda rasa minder, rasa takut, rasa terhina itu mengendap, anda melihat diri anda menjadi yang lebih tegap berdirinya, dadanya lebih penuh, berbicaranya lebih anggun, lebih menghormati orang, lebih berhati-hati dalam mengutarakan pendapat, lebih cepat memulai, lebih lengkap menyelesaikan. Apabila itu yang anda lakukan, anda tahu sebetulnya anda membutuhkan kegagalan di tempat-tempat yang lebih tinggi.

Cara membayangkan keberhasilan adalah dengan menaroh diri kita seperti menjadi pribadi yang lebih baik untuk melakukan tugas kita. Akan selalu ada orang yang melakukan tugas lebih baik dari kita. Maka temukan orang itu, dan belajar darinya.

Apapun rasa takut anda dan keinginan anda untuk berhasil, sebetulnya yang lebih penting adalah yang anda lakukan karena ketakutan itu. Dan yang anda lakukan itu adalah keinginan keberhasilan anda.

Yakinilah jika ada kemungkinan bagi anda untuk gagal, berarti ada kemungkina untuk berhasil.
Jadi berfokuslah pada yang memberhasilkan. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Jumat, 02 April 2010

Apakah Engkau Hanya Bertanya?

Mario Teguh Super Note




Sahabat saya yang sama berhak-nya untuk berbahagia,
sama dengan siapa pun yang telah mencapai kecemerlangan karir dan kehidupan pribadinya,

Tugas saya sebagai yang lebih tua – bagi yang lebih muda, adalah menjadi pendamping dalam upaya mereka untuk mendamaikan hati, dan membantu mereka menemukan logika yang menyederhanakan perjalanan naik mereka.

Dan dalam pekerjaan seperti itu saya dihadapkan kepada ribuan pertanyaan dari jiwa-jiwa super yang agresif mengajukan dirinya untuk menjadi pemimpin dan pembesar dalam kehidupan ini.

Sebagian besar dari pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menyemangati saya, karena saya yakin bahwa yang bertanya akan menggunakan mempertimbangkan jawaban yang saya tawarkan, dan bahkan akan menggunakannya dalam pekerjaan dan kehidupan yang sebenarnya.

Tetapi, tidak sedikit dari mereka yang bertanya, … hanya bertanya.

Jawaban apa pun yang saya susunkan, bahkan mungkin yang terbaik, … akan selalu mereka ‘jawab’ dengan pertanyaan lagi; seperti:

Tapi khan itu nggak mudah?
Tapi khan itu hanya teori, prakteknya gimana dong?
Kalau gagal bagaimana?
Apa jaminannya bahwa itu pasti berhasil?
Tapi khan itu butuh waktu?
Apa nggak jadi harus kerja keras tuh Pak?

Tetapi saya tetap berusaha melebihkan penghormatan kepada adik-adik saya yang ingin-nya hanya yang mudah-mudah itu, dan saya sampaikan bahwa mereka-lah yang harus melakukan anjuran-anjuran tersebut, mereka-lah yang harus bekerja untuk memberhasilkan diri mereka sendiri.

Tetapi, mereka akan bertanya lagi ...

Apa Pak Mario sudah membuktikan sendiri nasehat-nasehat ini?
Pak Mario sih enak, khan anak orang kaya?!
Kalau mulai-nya seperti saya yang susah ini, bagaimana?
(tanpa mengetahui bahwa saya memulai karir dari tingkat kehidupan yang sangat kekurangan).

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Karena saya sudah tua dan veteran dalam pelayanan penasehatan seperti ini, saya tidak mudah dikecewakan atau digusarkan oleh kelemahan sikap sebagian adik kita seperti di atas.

Saya akan selalu bersabar menanti saat datangnya kesadaran bagi mereka, bahwa

Keberhasilan adalah tanggung jawab pribadi.

Dan bahwa,

Kita harus memberhasilkan diri kita sendiri.

Dan sebetulnya, orang lain terlalu sibuk dan tegang dengan urusan keberhasilan mereka sendiri, dan sulit untuk betul-betul perduli dan menyisihkan waktu untuk memastikan bahwa kita juga berhasil.

Seperti,

Sebuah jalan yang menghubungkan kota Anda dengan kota tujuan Anda, hanya berbaring bisu di sana, dan tidak pernah bertanya apakah Anda akan menjalaninya untuk sampai di kota tujuan itu, atau apakah Anda akan pernah betul-betul berangkat.

Sebuah jalan hanyalah sebuah jalan. Agar sampai, kitalah yang harus berjalan dengan bijak di dalamnya.

Maka marilah kita sadari, bahkan jika telah jelas jalan menuju keberhasilan hidup, kita-lah yang harus menegakkan badan, melangkah, bekerja keras, dan maju dengan hati yang baik - untuk memastikan kita sampai ke keadaan-keadaan yang kita sebut sebagai kesejahteraan dan kebahagiaan itu.

Jika kita ingin sejahtera, kita-lah yang harus menyejahterakan diri kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (kita tuduh) tidak bertanggung-jawab atas besarnya dan pastinya pendapatan kita.

Jika kita ingin berbahagia, kita-lah yang harus membahagiakan diri kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (kita putuskan) tidak peka terhadap kebutuhan kita untuk merasa damai dan bersyukur.

Jika kita ingin hidup dengan baik, kita-lah yang harus membaikkan kehidupan kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (memang banyak sekali, dan tak merasa berdosa) mempromosikan kemungkaran dan menyediakan fasilitas bagi penggersangan hati.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Tidak ada orang yang kurang bertanggung-jawab, bisa hidup dalam kedamaian dan kelengkapan.

Karena,

Besarnya tanggung-jawab menentukan besarnya kepantasan.

Padahal,

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.

Dan,

Kepantasan mendahului pencapaian apa pun.

Atau, dalam uraian yang lebih rinci:

Besarnya tanggung-jawab menentukan besarnya kepantasan.
Orang yang bersedia bertanggung-jawab untuk memimpin pekerjaan yang besar – untuk mencapai hasil yang besar, akan menjadi pembesar.

Sedangkan,

Orang yang maunya berangkat selambat mungkin, pulang sepagi mungkin tapi sampai di rumah semalam mungkin, istirahat sebelum capai, bergembira menghindari pekerjaan, jujur hanya jika diawasi, mengeluh tak putus-putus, menuntut orang untuk berubah tetapi tersinggung jika dianjurkan untuk berubah, … untuk jiwa yang belum ikhlas seperti ini, hampir tidak ada orang yang tahu – dia ini pantasnya untuk apa.

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Yang pantas menjadi pemimpin, akan menjadi pemimpin.
Seperti juga, yang pantas menjadi kaya, akan menjadi kaya.

Atau,

Kemalasan adalah kepantasan bagi hidup yang lemah.

Atau yang indah sekali …,

Dia yang hidup di dunia dengan budi pekerti para penghuni surga, akan dimuliakan di surga.

Dan,

Kepantasan mendahului pencapaian apa pun.
Sehingga, orang harus lebih dulu pantas menjadi murid dan mahasiswa yang berhasil, karena bersungguh-sungguh bersekolah dan kuliah - sebelum dia berhasil lulus sekolah atau kuliah.

Karena, banyak murid yang malas bersekolah, atau mahasiswa yang menghindari kuliah, … yang saat ini yang sedang stress – karena menginginkan yang sebetulnya pantas bagi yang lebih bersungguh-sungguh.

Sehingga,

Orang yang malas, suka menunda, banyak alasan, peragu, pengkhayal tapi penakut, suka membantah tapi pengeluh, dan ahli ngeles – sebetulnya sedang memantaskan dirinya untuk tidak diijinkan masuk, tidak dibayar tinggi, tidak dihargai, dan di-nomor-akhirkan.

Nah lho?

Jadi bagaimana dong deh?

Lha iya itu?

………..


Sahabat saya yang ramah hatinya bagi kebaikan hidupnya,

Ini saya sertakan bait-bait kecil yang bisa Anda bacakan untuk adik-adik kita yang masih muda dan yang tidak mendamaikan diri untuk berhenti bertanya, dan mulai berupaya mengerti.

………..

Adikku yang kebesarannya sedang dinantikan oleh masa depan,

Apakah engkau hanya bertanya?

Telah kudengar ribuan pertanyaan mu
yang terlahir dari hati mu yang gundah dan kelu
yang dikuatkan oleh kaburnya pandangan mu
mengenai masa depan mu
yang terinjak oleh kecepatan naik orang lain
dan tercubit oleh kelemahan dan kekurangan mu
yang seperti tak dirasakan orang lain.

Tetapi ini yang aku katakan kepada mu
bahwa jawaban pertama bagi pertanyaan mu
adalah kesediaan mu untuk menemukan jawaban.

Tak akan ada orang yang bisa menjawab mu
jika engkau tak berhenti bertanya, dan mulai
membuka hati, mata, dan telinga mu.

Berhentilah hanya bertanya
mulailah berkeringat berupaya
menemukan semua jawaban pertanyaan hati mu
yang telah menunggu menemukan mu
jika engkau berhenti bertanya
dan mulai berupaya.

Janganlah engkau hanya bertanya.

………..

Sahabat Indonesia yang hatinya tegas berpihak kepada kebaikan hidupnya,

Begitu dulu ya?

Hari ini Ibu Linna, Marco, dan saya akan berangkat ke Jeddah, untuk kemudian terbang ke tanah air bersama para jemaah Umroh, dan segera membuka bungkusan-bungkusan hadiah dari Tuhan,
yang mudah-mudahan diijinkan berpendar melalui hati, pikiran, dan tindakan kami dalam mensaudarakan dan mensahabatkan diri kami kepada setiap jiwa yang kami layani di Indonesia dan di dunia.

Dalam doa-doa kami hari ini di Masjid Al Haram, kami pastikan bahwa doa dan harapan Anda – akan kami lafalkan di hadapan Ka’bah, agar pintu-pintu rahmat dibukakan bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemuliaan Anda dan keluarga terkasih.

Dan semua doa yang terlantunkan dari hati, dari bibir, wajah, air mata, dan dari tengadah tangan kami, kami mohonkan jawabannya untuk setiap jiwa yang mengenal kami dan yang kami kenal, tanpa perbedaan dan tanpa pengecualian.

Dan tak putus-putusnya doa kami bagi kedamaian dan kesejahteraan kehidupan kita sebagai bangsa yang baik.

Tuhan mencintai setiap jiwa, maka kami mendoakan bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemuliaan bagi setiap jiwa.

Kehidupan adalah milik Tuhan.
Maka siapa pun yang hidup, memiliki hubungan yang mulia dengan Tuhan.

Maka marilah kita memuliakan satu sama lain.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan nanti ya?

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda tercinta.

Loving you all as always,

Arabisasi, Samakah dengan Islamisasi?

oleh : KH. Abdurrahman Wahid



Beberapa tahun yang lampau, seorang ulama dari Pakistan datang pada penulis di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta. Pada saat itu, Benazir Bhutto masih menjabat Perdana Menteri Pakistan. Permintaan orang alim itu adalah agar penulis memerintahkan semua warga NU untuk membacakan surah Al-Fatihah bagi keselamatan Bangsa Pakistan. Mengapa? Karena mereka dipimpin Benazir Bhutto yang berjenis kelamin perempuan. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda “celakalah sebuah kaum jika dipimpin oleh seorang perempuan”? Penulis menjawab bahwa hadits tersebut disabdakan pada Abad VIII Masehi di Jazirah Arab. Ini berarti diperlukan sebuah penafsiran baru yang berlaku untuk masa kini?

Pada tempat dan waktu Rasulullah masih hidup itu, konsep kepemimpinan bersifat perorangan -di mana seorang kepala suku harus melakukan hal-hal berikut: memimpin peperangan melawan suku lain, membagi air melalui irigasi di daerah padang pasir yang demikian panas, memimpin karavan perdagangan dari kawasan satu ke kawasan lain dan mendamaikan segala macam persoalan antar para keluarga yang berbeda-beda kepentingan dalam sebuah suku, yang berarti juga dia harus berfungsi membuat dan sekaligus melaksanakan hukum.
Sekarang keadaannya sudah lain, dengan menjadi pemimpin, baik ia presiden maupun perdana menteri sebuah negara, konsep kepemimpinan kini telah dilembagakan/diinstitusionalisasikan.

Dalam konteks ini, Perdana Menteri Bhutto tidak boleh mengambil keputusan sendiri, melainkan melalui sidang kabinet yang mayoritas para menterinya adalah kaum lelaki. Kabinet juga tidak boleh menyimpang dari Undang-undang (UU) yang dibuat oleh parlemen yang mayoritas beranggotakan laki-laki. Untuk mengawal mereka, diangkatlah para Hakim Agung yang membentuk Mahkamah Agung (MA), yang anggotanya juga lakilaki. Karenanya, kepemimpinan di tangan perempuan tidak lagi menjadi masalah, karena konsep kepemimpinan itu sendiri telah dilembagakan/ di-institusionalisasi-kan. “Anda memang benar,” demikian kata orang alim Pakistan itu, “tetapi tolong tetap bacakan surah Al-Fatihah untuk keselamatan bangsa Pakistan”.

Kisah di atas, dapat dijadikan contoh betapa Arabisasi telah berkembang menjadi Islamisasi -dengan segala konsekuensinya. Hal ini pula yang membuat banyak aspek dari kehidupan kaum muslimin yang dinyatakan dalam simbolisme Arab. Atau dalam bahasa tersebut, simbolisasi itu bahkan sudah begitu merasuk ke dalam kehidupan bangsa-bangsa muslim, sehingga secara tidak terasa Arabisasi disamakan dengan islamisasi (Dua istilah ini memiliki implikasi yang berbeda, meski bermula pada pemahaman teks-teks keislaman, al-Qur’an dan Hadis. Namun demikian, ketika mendekati teks-teks tersebut senantiasa meniscayakan adanya korelasi dan hubungan erat dengan kondisi historis dan sosial yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ini pula lah, sebuah hadis harus dipahami secara cermat dalam kapasitas apakah Muhammad sebagai salah satu orang Arab dengan segala setting kulturalnya, atau apakah Muhammad sebagai Rasul yang membawa pesan-pesan Ketuhanan. Pemetaan ini sangatlah penting, sehingga Imam Ghazali, seorang pengarang prolific, telah sejak dini melakukan pemisahan antara sabda Nabi yang bersifat budaya kultural dan pesan Nabi sebagai advise keagamaan yang harus diikuti dan bersifat mengikat. Ghazali adalah ulama yang pertama kali berani membuat garis demarkasi antara mana yang “Arabis” dan mana yang “Islamis”).

Sebagai contoh, nama-nama beberapa fakultas di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) juga di-Arabkan; kata syarî’ah untuk hukum Islam, adab untuk sastra Arab, ushûluddin untuk studi gerakangerakan Islam dan tarbiyah untuk pendidikan agama. Bahkan fakultas keputrian dinamakan kulliyyat al-banât. Seolah-olah tidak terasa ke-Islaman-nya kalau tidak menggunakan kata-kata bahasa Arab tersebut. Kalau di IAIN saja, yang sekarang juga disebut UIN (Universitas Islam Negeri) sudah demikian keadaannya, apa pula nama-nama berbagai pondok pesantren (Pondok pesantren disebut juga sebagai lembaga pendidikan tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah, dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Kata pesantren atau santri berasal dari Bahasa Tamil yang berarti “guru mengaji”. Sumber lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa India shastri dari akar kata shastra yang berarti “buku-buku suci”, “buku-buku agama”, atau buku-buku tentang ilmpu pengetahuan”. Di luar Jawa lembaga pendidikan ini disebut dengan nama lain, seperti surau (di Sumatera Barat), dayah (Aceh), dan pondok (daerah lain). Kekhususan pesantren dibanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya adalah para santri atau murid tinggal bersama dengan Kyai atau guru mereka dalam suatu komplek tertentu yang mandiri.).
Kebiasaan masa lampau untuk menunjuk kepada pondok pesantren dengan menggunakan nama sebuah kawasan/tempat, seperti Pondok Pesantren (PP) Lirboyo di Kediri, Tebu Ireng di Jombang dan Krapyak di Yogyakarta, seolah-olah kurang Islami, kalau tidak menggunakan nama-nama berbahasa Arab. Maka, dipakailah nama PP Al-Munawwir di Yogya -misalnya, sebagai pengganti PP Krapyak. Demikian juga, sebutan nama untuk hari dalam seminggu. Kalau dahulu orang awam menggunakan kata “Minggu” untuk hari ke tujuh dalam almanak, sekarang orang tidak puas kalau tidak menggunakan kata “Ahad”. Padahal kata Minggu, sebenarnya berasal dari bahasa Portugis, “jour dominggo”, yang berarti hari Tuhan. Mengapa demikian? Karena pada hari itu orang-orang Portugis kulit putih pergi ke Gereja. Sedang pada hari itu, kini kaum muslimin banyak mengadakan kegiatan keagamaan, seperti pengajian. Bukankah dengan demikian, justru kaum muslimin menggunakan hari tutup kantor tersebut sebagai pusat kegiatan kolektif dalam ber-Tuhan?

Dengan melihat kenyataan di atas, penulis mempunyai persangkaan bahwa kaum muslimin di Indonesia, sekarang justru sedang asyik bagaimana mewujudkan berbagai keagamaan
mereka dengan bentuk dan nama yang diambilkan dari Bahasa Arab. Formalisasi ini, tidak lain adalah kompensasi dari rasa kurang percaya diri terhadap kemampuan bertahan dalam menghadapi "kemajuan barat”. Seolah-olah Islam akan kalah dari peradaban Barat yang sekuler, jika tidak digunakan kata-kata berbahasa Arab. Tentu saja rasa kurang percaya diri ini juga dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan kaum muslimin sekarang di seluruh dunia. Mereka yang tidak pernah mempelajari agama dan ajaran Islam dengan mendalam, langsung kembali ke “akar” Islam, yaitu kitab suci al-Qur’ân dan Hadits Nabi Saw.

Dengan demikian, penafsiran mereka atas kedua sumber tertulis agama Islam yang dikenal dengan sebutan dalil naqli, menjadi superficial dan “sangat keras” sekali. Bukankah ini sumber dari terorisme yang kita tolak yang menggunakan nama Islam?
Dari “rujukan langsung” pada kedua sumber pertama Islam itu, juga mengakibatkan sikap sempit yang menolak segala macam penafsiran berdasarkan ilmu-ilmu agama (religious subject).Padahal penafsiran baru itu adalah hasil pengalaman dan pemikiran kaum muslimin dari berbagai kawasan dalam waktu yang sangat panjang. Para “Pemurni Islam” (Islamic puritanism)seperti itu, juga membuat tudingan salah alamat ke arah tradisi Islam yang sudah berkembang di berbagai kawasan selama berabad-
abad. Memang ada ekses buruk dari pengalaman perkembangan pemikiran itu, tetapi jawabnya bukanlah berbentuk puritanisme yang berlebihan, melainkan dalam kesadaran
membersihkan Islam dari ekses-ekses yang keliru tersebut.

Agama lainpun pernah atau sedang mengalami hal ini, seperti yang dijalani kaum Katholik dewasa ini. Reformasi yang dibawakan oleh berbagai macam kaum Protestan, bagi kaum Katholik dijawab dengan berbagai langkah kontrareformasi semenjak seabad lebih yang lalu. Pengalaman mereka itu yang kemudian berujung pada teologi pembebasan (liberation theology)Sistem teologi semacam ini disebut juga dengan rumusan berteologi yang mempunyai visi sosial dan kemanusiaan. Adalah Farid Essack, seorang pemikir Islam berkebangsaan Afrika Selatan melalui karyanya, Qur’an, liberation, and Pluralism (Oxford: Oneworld Oxford, 1997) ingin menunjukkan bahwa
ajaran-ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an adalah ajaran yang membebaskan.
Merupakan perkembangan menarik yang harus dikaji oleh kaum muslimin. Ini adalah pelaksanaan dari adagium “perbedaan pendapat dari para pemimpin, adalah rahmat bagi umat (ikhtilâf al-a’immah rahmat al-ummah).” Adagium tersebut bermula dari ketentuan
kitab suci al-Qur’ân: “Ku-jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku bangsa agar kalian saling mengenal (Wa ja’alnâkum syu’ûban wa qabâ’ila li ta’ârafû)”
(QS al-Hujurat(49):13). Makanya, cara terbaik bagi kedua belah pihak, baik kaum tradisionalis maupun kaum pembaharu dalam Islam, adalah mengakui pluralitas yang dibawakan oleh agama Islam.

Kamis, 01 April 2010

Gondelan Klambine Kanjeng Nabi

Shalawat Tarhim


Ash-shalâtu was-salâmu alâyk
Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu alâyk
Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh
Ash-shalâtu was-salâmu alâyk
Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu alâyk
Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufit'a karîman
Wa ilal muntahâ rufi'ta karîman wa sami'tan nidâ alaykas salâm
Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh
Shallallâhu alayka wa alâ âlika wa ashhâbika ajma'în


Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemulianmu
dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.

Bingung itu baik

merasa bingung itu baik,

Jika kemudian Anda menggunakan kekuatan dari kebingungan Anda, untuk menindak-lanjuti-nya dengan mengamati yang dilakukan oleh orang lain, mencari tahu, bertanya, menyusun rencana, memulai, dan membuka diri terhadap bantuan orang lain.

Hal pertama yang sangat penting untuk memulai usaha – atau apapun, adalah MULAI.

Mohon Anda perhatikan, berapa banyak di antara karyawan yang telah seribu kali memutuskan untuk memberanikan diri - untuk mengundurkan diri dan memulai usaha yang mereka yakini itu; tetapi, yang telah seribu kali juga – memutuskan untuk menunda atau menggagalkan rencana mereka sendiri.

Mohon Anda diperhatikan masukan ini: jangan-lah berwiraswasta hanya karena mau mencari uang, karena kalau hanya untuk mencari uang – dengan menjadi pegawai pun bisa. Tetapi, putuskanlah untuk berwiraswasta karena Anda ingin mengenali dan membuktikan potensi keberhasilan bagi diri Anda sendiri.

Carilah hal-hal yang Anda sukai, untuk memulai sebuah usaha, mulailah dengan mencari sesuatu yang membuat Anda bangun pagi sekali karena ingin melakukannya, yang membuat Anda lupa bahwa Anda bisa lelah, yang membuat Anda lupa bahwa tidur itu perlu, dan membuat Anda kadang lupa makan karena ketertarikan yang demikian kuat untuk mengerjakannya.

Ketahuilah bahwa semua keberhasilan usaha yang hebat dimulai dari kecintaan pendirinya kepada usaha yang dijalaninya. Kecintaan itu akan menghasilkan komitmen yang tidak lapuk oleh sulitnya business start-up.Bila yang Anda kerjakan adalah sesuatu yang sangat Anda cintai – maka keberhasilan mudah datang kepada Anda.


Apapun jenis usaha yang akan Anda pilih, Anda harus berketetapan penuh untuk menjalaninya. Kemudian pastikanlah bahwa jenis usaha tersebut ada pembelinya, jumlah pembeliannya cukup besar untuk memberikan keuntungan yang baik bagi upaya Anda, dan memiliki potensi pertumbuhan penjualan yang baik.

Pastikanlah bahwa bisnis Anda menjual produk atau layanan yang banyak dibeli orang, sesuatu yang diinginkan pasar tapi belum diketahui keberadaannya, atau menyusun ulang ide yang laku atau yang pernah laku - untuk menjadi sesuatu yang tampilannya baru dan yang diminta pasar.

Pastikanlah bahwa bisnis Anda menjual produk atau layanan yang banyak dibeli orang, sesuatu yang diinginkan pasar tapi belum diketahui keberadaannya, atau menyusun ulang ide yang laku atau yang pernah laku - untuk menjadi sesuatu yang tampilannya baru dan yang diminta pasar.

Mulai Saja...Bismillah...

Kita harus meyakini bahwa uang bukanlah satu-satunya modal untuk memulai dan menjamin keberhasilan sebuah usaha, karena pada faktanya banyak orang yang memiliki uang dalam jumlah besar mereka gagal juga dalam usahanya.

Betapa sering kita tidak memulai sesuatu karena kita belum memiliki cukup uang untuk itu, padahal untuk memulai tidak dibutuhkan uang itu ? Kemudian bila semua halangan yang mungkin terjadi harus disingkirkan lebih dahulu, maka kapankah kita bisa mulai ?

Mohon diperhatikan, bagi setiap kita yang berawal dari seorang pegawai/karyawan lalu ingin menjadi seorang pengusaha, yang harus dikenali sebelum kita merubah apapun adalah: mental pegawai itu seperti apa ? mental pegawai itu biasanya sangat hitung-hitungan. Kalau tidak dibayar tidak bekerja. Kalau tidak dapat uang lembur tidak lembur. Kalau tidak diharuskan datang pagi tidak datang pagi. Itu pegawai. Sedangkan pemilik usaha atau pengusaha tidak mempunyai kontrol seperti itu lagi. Memang dia bangun pagi untuk sesuatu yang disukainya, dia bekerja karena memang harus bekerja, dia menyenangi pekerjaannya sehingga tidak harus disuruh oleh siapapun. Nah, apabila ada orang bekerja dengan semangat seperti itu, dia memiliki potensi yang lebih baik untuk berhasil sebagai usahawan.

So, mulailah dari ide yang kecil, yang biasa. Percayalah bahwa tindakan sekecil apapun akan menciptakan kesempatan untuk tindakan-tindakan selanjutnya, yang akan membuat kita asyik untuk menyadari bahwa sebetulnya kita telah berada dalam sebuah proses yang mengarah kepada sesuatu yang penting.

Memang sudah pasti bahwa langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan akan membutuhkan waktu. Tetapi melakukan atau tidak, memulai atau menunda, kedua-duanya menggunakan waktu, tetapi hanya satu yang memiliki kesempatan untuk berhasil. Pertanyaan-nya,mengapa tidak Anda mulai sekarang ?

Kendaraan menuju keberhasilan adalah kerja keras. Mereka yang menolak untuk bekerja keras, karena telah menemukan konsep bekerja cerdas - masih akan tetap diharuskan untuk bekerja keras dalam kecerdasannya. Lalu kerja keras itu membutuhkan tenaga untuk bergerak maju, dan itu yang kita sebut kesungguhan. Hanya memiliki semangat saja tidaklah cukup, karena kesungguhan adalah pembuktian dalam tindakan dari sebuah ketertarikan yang kuat untuk berhasil. Sedangkan yang kita sebut semangat, adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya perasaan-perasaan lemah dan ketertarikan-ketertarikan yang menjauhkan.
Perhatikanlah mereka yang telah berhasil disekitar kita dan perhatikanlah bahwa keberhasilan mereka datang dari : ide-ide biasa yang mereka lakukan dengan cara-cara yang baiknya tidak biasa.

Sebagai contoh, mulailah Anda dengan sebuah urutan pikir dan tindak seperti berikut :
1. Temukanlah sebuah ide biasa yang paling menyediakan kemungkinan pembelian dari pelanggan. Pembelian yang besar dan berkelanjutan.
2. Pastikanlah bahwa Anda minimal menyenangi ide itu.
3. Pelajarilah cara-cara mereka yang telah berhasil.
4. Pelajarilah ketidakpuasan pelanggan mereka atas cara-cara terbaik yang sudah ada sekarang.
5. Lakukanlah sesuatu yang sedrhana dengan cara terbaik yang telah Anda pelajari.
6. Nikmati prosesnya. Perhatikanlah bagaimana kesempatan-kesempatan kecil mulai mengalir.
7. Dan mereka mengalir dengan pasti menuju kepada kesempatan-kesempatan kecil berikutnya, yang agregatnya menjadi sangat besar.
8. Pastikalah bahwa Anda tetap sadar bahwa yang membatasi pertumbuhan kita, Anda dan terutama saya, adalah cara-cara yang kita gunakan.

awalan adalah bagian terpenting dari sebuah pekerjaan. Nasehat Plato untuk memberikan perhatian yang utama pada mulainya sebuah pekerjaan, masih tetap berlaku untuk kita hari ini; terutama untuk sebagian dari kita yang telah mengetahui apa yang harus dilakukannya untuk mencapai kualitas hidup yang lebih bernilai, tetapi yang masih tidak memulai. Bagaimana mungkin Anda mengetahui dengan pasti apa yang bisa Anda lakukan, bila Anda tidak memulai ? Apakah Anda menunda untuk memulai sesuatu karena modal yang Anda butuhkan untuk memulai belum tersedia; padahal – pikirkanlah dengan baik,…. Pada saat Anda betul-betul memulai, modal itu belum Anda butuhkan ?