Kamis, 05 Agustus 2010

Puing Cinta

oleh : Kiai Budi

Sedulurku tercinta,sepulang pengajian tadi malam,di ruang khalwatku berdiri sosok sedang tahajjud,lama dia wiridan sampai menjelang Subuh,aku tunggu sampai selesai sembahyang.Namanya Priono,asli Semarang,umurnya 45 tahun,masih lajang,ahli pijat,terusir dari sebuah lembaga sosial yang berlabel agama,kini ia berada di depanku,subhanallah: dia cacat mata,tetapi tidak matahatinya.Lembaga agama ini telah direkamnya sedemikian rupa dengan kejujuran nuraninya: dalam kajian agama (islam) nampak semua dilarang--misalnya--Yasinan,Tahlilan,Nariyahan,Puji-pujian sebelum sembahyang.Yasin benar tetapi Yasinan salah,Tahlil benar tetapi tahlilan salah dan seterusnya--katanya.Kalau shalat mereka pakai celana komprang,tanpa peci.Menurut kisahnya: selalu mencari kesalahan orang sesama muslim.Atas kehadirannya di Rumah Cinta ini,setelah terusir dari lembaga itu,karena dia melakukan hal-hal yang menurut mereka salah itu,bid'ah itu,khurafat itu,tahayul itu.Pengusiran kepadanya itu bagian dari shok terapi--kata mereka.Ternyata sedulur kita yang buta ini,dengan segala bawaannya yang sedemikian banyak itu,pergi meninggalkan lembaga sosial yang berlabel agama ini,entah ke mana,dan sampai di depan mataku ini.Aku sambut dia dengan suka cita,aku nyatakan dia adalah saudaraku,kita sesama makhluk Sang Pencipta yang Esa,kita adalah sama,dicipta dari tanah yang sama.Sekarang dia menjadi temanku,teman dalam jalan kehidupanku yang bisa membantu dalam memahami kebenaran yang tersembunyi,aku pandang dia tidak cacat--walau buta--dan dia aku pandang manusia seutuhnya,aku nyatakan: aku sayang padanya.Dia tersenyum gembira--sekarang--dia baru sarapan pagi seadanya di sisiku.Bahkan aku bilang,mintalah apa saja dariku,kau adalah saudaraku,aku menyayangimu,bahkan aku menyayangi orang yang bersimpuh di kuil,aku menyayangi orang yang berdo'a di gereja,kita adalah anak-anak dari Satu Keyakinan,Sang Khalik,siapa pun berada dalam jemari Ilahi,dituntun jalan ke arah kesempurnaan Ruhani.Aku menyayangimu Kang Priono,abadi bersama kekekalan cinta dan keindahannya,aku menyayangimu sebab telah kisaksikan dirimu remuk dan begitu rentan di depan penjajah yang keji,sedemikian melarat serta miskin,terusir di hadapan ketamakan,aku menangis demi kepentinganmu,dan dibalik air mataku aku mencoba menatap : kau ditemani Dia,aku aku mendekatimu dalam usahaku mendekati Dia.Kau adalah--aku temukan--seorang pengelana mencari sesuap nasi dan perlindungan di sahara kehidupan ini,tetapi mereka tidak menerimamu,bagaimana aku bisa bersenang-senang dibalik deritamu ini.Kau begitu mandiri: dengan tongkat di tangamu,kau telusuri kegelapan untuk berwudhu,mandi,sembahyang maka jadilah kau tidak buta,cahaya di mata hatimu terang benderang.Atas kehadiranmu,mengingatkan aku pada Kanjeng Nabi yang terusir oleh orang-orang itu,aku ingat akan tersalibnya Juru Selamat itu,aku ingat akan Socrates yang diberi racun untuk meminumnya.Ternyata Kanjeng Nabi tidak bisa dibunuh,sebab beliau hidup dalam keabadian Cinta,Socrate tidak bisa dihancurkan di Athena,sebab bilau hidup dengan keabadian kebenaran,cela dan hina tiada dapat menang melawan siapa pun yang menuruti jiwa kemanusiaan,dan mengikuti jejak-jejak para malaikat,mereka akan terus hidup dan berkembang tumbuh selamanya.Aku pun berucap kepada Kang Priono ini: sesungguhnya rumah yang menolak memberi sepotong roti atau seteguk air atau sepiring nasi,sesungguhnya rumah yang menolak untuk sebuah amben(ranjang) pada mereka yang memerlukan,sangatlah layak untuk disebut puing-puing reruntuhan dan rumah terbengkelai.Aku sayang kamu Kang Priono,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu,aku sayang kamu......Kawan2,kini aku lihat dia tersenyum,surga menyalakan kembali lentera dengan keharuman semerbak,aku minta dia damai di rumah ini sebagai mana harapannya,karena telah ditelusuri kegelaqpan ini tiada yang mau menampungnya,malah mengusirnya,aku melakukan ini sebab dia bukan orang lain dalan ranah keTauhidan hidupku,dan kini dia mau shalat dhuha dengan langkah tongkat di tangannya,sementara aku memandang dengan derai air mata......Selamat datang saudaraku di rumah Cinta ini.aku sayang kamu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar