Jumat, 29 Januari 2010

Rahasia Dua Lelaki

dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara

mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru

***

“aku bertemu dua lelaki”, dia memulai cerita

dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu

aku menerka demikian pula wajahnya

“kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa menolak

jika mereka punya kehendak”

“oh ya?”, kudengarkan sambil dalam hati mengucap “Rabbi..”

***

“lelaki pertama berparas titisan yusuf,

hartanya warisan sulaiman, gagahnya serupa musa”

wanita itu berhenti, sejenak menghela nafasnya

aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku

***

“dan tahukah kau”, suaranya cekat kini,

“setelah bicara padanya, aku pulang terpesona

merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan

bercakap dengan insan paling bijaksana”

***

aku tak ingin tahu lebih banyak,

jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua

dan sepertinya dia tersenyum

***

“seusai berbincang dengan lelaki kedua”, katanya

“aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona

merasa menjadi wanita paling jelita

merasa diriku perempuan paling cendikia”

***

“jadi di antara mereka”, tanyaku sambil mengepalkan jemari

“siapa yang lebih tampan, siapa yang lebih mengagumkan?”

kurasa dia tersenyum lagi, menertawakanku barangkali

“laki- laki pertama lebih mencintai dirinya sendiri

dia bersukacita saat menebarkan pesona

dia bahagia ketika banyak hati memujanya”

***

“laki-laki kedua mempesona bukan karena dirinya

daya pikatnya ada pada perhatiannya, yang membuatku

merasa ada, merasa bermakna, merasa berharga”

***

“jadi”, aku menyimpulkan perlahan, “kaumemilih yang kedua?”

dia tersenyum lagi, “aku telah mendapatkan yang ketiga”

“laki-laki suci; yang memuliakanku dengan menikahiku

dia menjaga kesuciannya dengan pernikahan

dia menjaga pernikahannya dengan kesucian

dia berupaya untuk mempunya pesona lelaki pertama, tanpa mengumbarnya

dia belajar memiliki pesona lelaki kedua, untuk mengagungkan isterinya

meski jauh dari sempurna dia mengingatkanku pada sabda Sang Nabi;

sebaik-baik lelaki adalah yang paling memuliakan perempuan”

***

aku tersenyum kini, “tunggu, apakah engkau ini isteriku?”

***

salim a. fillah-www.fillah.co.cc


artikel yang kau suka.... ;)

tapi aku belum faham maksudnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar