Kamis, 01 April 2010

Mulai Saja...Bismillah...

Kita harus meyakini bahwa uang bukanlah satu-satunya modal untuk memulai dan menjamin keberhasilan sebuah usaha, karena pada faktanya banyak orang yang memiliki uang dalam jumlah besar mereka gagal juga dalam usahanya.

Betapa sering kita tidak memulai sesuatu karena kita belum memiliki cukup uang untuk itu, padahal untuk memulai tidak dibutuhkan uang itu ? Kemudian bila semua halangan yang mungkin terjadi harus disingkirkan lebih dahulu, maka kapankah kita bisa mulai ?

Mohon diperhatikan, bagi setiap kita yang berawal dari seorang pegawai/karyawan lalu ingin menjadi seorang pengusaha, yang harus dikenali sebelum kita merubah apapun adalah: mental pegawai itu seperti apa ? mental pegawai itu biasanya sangat hitung-hitungan. Kalau tidak dibayar tidak bekerja. Kalau tidak dapat uang lembur tidak lembur. Kalau tidak diharuskan datang pagi tidak datang pagi. Itu pegawai. Sedangkan pemilik usaha atau pengusaha tidak mempunyai kontrol seperti itu lagi. Memang dia bangun pagi untuk sesuatu yang disukainya, dia bekerja karena memang harus bekerja, dia menyenangi pekerjaannya sehingga tidak harus disuruh oleh siapapun. Nah, apabila ada orang bekerja dengan semangat seperti itu, dia memiliki potensi yang lebih baik untuk berhasil sebagai usahawan.

So, mulailah dari ide yang kecil, yang biasa. Percayalah bahwa tindakan sekecil apapun akan menciptakan kesempatan untuk tindakan-tindakan selanjutnya, yang akan membuat kita asyik untuk menyadari bahwa sebetulnya kita telah berada dalam sebuah proses yang mengarah kepada sesuatu yang penting.

Memang sudah pasti bahwa langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan akan membutuhkan waktu. Tetapi melakukan atau tidak, memulai atau menunda, kedua-duanya menggunakan waktu, tetapi hanya satu yang memiliki kesempatan untuk berhasil. Pertanyaan-nya,mengapa tidak Anda mulai sekarang ?

Kendaraan menuju keberhasilan adalah kerja keras. Mereka yang menolak untuk bekerja keras, karena telah menemukan konsep bekerja cerdas - masih akan tetap diharuskan untuk bekerja keras dalam kecerdasannya. Lalu kerja keras itu membutuhkan tenaga untuk bergerak maju, dan itu yang kita sebut kesungguhan. Hanya memiliki semangat saja tidaklah cukup, karena kesungguhan adalah pembuktian dalam tindakan dari sebuah ketertarikan yang kuat untuk berhasil. Sedangkan yang kita sebut semangat, adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya perasaan-perasaan lemah dan ketertarikan-ketertarikan yang menjauhkan.
Perhatikanlah mereka yang telah berhasil disekitar kita dan perhatikanlah bahwa keberhasilan mereka datang dari : ide-ide biasa yang mereka lakukan dengan cara-cara yang baiknya tidak biasa.

Sebagai contoh, mulailah Anda dengan sebuah urutan pikir dan tindak seperti berikut :
1. Temukanlah sebuah ide biasa yang paling menyediakan kemungkinan pembelian dari pelanggan. Pembelian yang besar dan berkelanjutan.
2. Pastikanlah bahwa Anda minimal menyenangi ide itu.
3. Pelajarilah cara-cara mereka yang telah berhasil.
4. Pelajarilah ketidakpuasan pelanggan mereka atas cara-cara terbaik yang sudah ada sekarang.
5. Lakukanlah sesuatu yang sedrhana dengan cara terbaik yang telah Anda pelajari.
6. Nikmati prosesnya. Perhatikanlah bagaimana kesempatan-kesempatan kecil mulai mengalir.
7. Dan mereka mengalir dengan pasti menuju kepada kesempatan-kesempatan kecil berikutnya, yang agregatnya menjadi sangat besar.
8. Pastikalah bahwa Anda tetap sadar bahwa yang membatasi pertumbuhan kita, Anda dan terutama saya, adalah cara-cara yang kita gunakan.

awalan adalah bagian terpenting dari sebuah pekerjaan. Nasehat Plato untuk memberikan perhatian yang utama pada mulainya sebuah pekerjaan, masih tetap berlaku untuk kita hari ini; terutama untuk sebagian dari kita yang telah mengetahui apa yang harus dilakukannya untuk mencapai kualitas hidup yang lebih bernilai, tetapi yang masih tidak memulai. Bagaimana mungkin Anda mengetahui dengan pasti apa yang bisa Anda lakukan, bila Anda tidak memulai ? Apakah Anda menunda untuk memulai sesuatu karena modal yang Anda butuhkan untuk memulai belum tersedia; padahal – pikirkanlah dengan baik,…. Pada saat Anda betul-betul memulai, modal itu belum Anda butuhkan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar